Yose secara garis besar mencakup rakugo dan manzai ,walaupun
sebenarnya masih ada beberapa macam bentuk hiburan kerakyatan yang
termasuk dalam kategori ini. Sejarahnya diperkirakan bermula pada
hiburan yang dibawakan oleh para pencerita abad ke-12.
Di masa lalu, di kebanyakan teater yose penonton duduk di atas tikar tatami dalam
bangunan kayu gaya Jepang, namun urbanisasi yang melanda Jepang setelah
Perang Dunia II telah melenyapkan jenis bangunan teater yang demikian.
Dewasa ini kebanyakan jenis hiburan ini mengambil tempat di salah satu
bagian atau ruang dari sebuah gedung modern, bangunan beton. Pada bulan
Maret tahun 1979 di Teater Nasional Tokyo
dibuat sebuah teater
tradisional jenis yose sebagai bagian dari kampanye untuk
Dewasa ini kesenian yang tercakup dalam kategori yose lebih
banyak didengar melalui radio dan ditonton melalui televisi daripada
pertunjukan langsungnya yang sudah makin jarang diselenggarakan.
Rakugo
Barang kali salah satu bentuk yose yang paling representatif adalah rakugo, sebuah
jenis monolog komik (tutur cerita yang lucu yang dibawakan secara lisan
langsung di hadapan penonton). Pembawa cerita, yang disebut hanashika atau rakugoka, biasanya mengenakan kimono, duduk
di atas bantal-duduk, memegang sebuah kipas dan handuk kecil. Cerita
yang dibawakan secara monolog dimulai dengan sebuah prolog (pembukaan) -
yang disebut makura, berfungsi bagaikan kerangka bagi cerita itu sendiri.
Pada tahun-tahun 1920-an rakugo menjadi salah satu mata-acara utama hiburan yang disiarkan radio.
Manzai
Pelaku manzai (sejak tahun
1930-an) tampil berdua, mengenakan pakaian ala Barat dan saling melempar
banyolan yang temanya diambil dari kehidupan masanya. Dengan munculnya
televisi, manzai menyesuaikan diri, terus berubah antara lain meliputi pula musik, aneka ragam dagelan, serta unsur-unsur lainnya.
Bentuk-bentuk Lainnya
Juga termasuk dalam genre yose: kodan (bercerita) dan naniwabushi, sejenis balada bercerita yang juga disebut rokyoku dengan muatan pesan moral, mandan (monolog komik), dll.
Hiburan ringan kerakyatan lainnya
seperti sulap, membuat berbagai bentuk guntingan kertas, tetap menjadi
bagian standar dari acara yose, menjadi hiburan pengisi wantu antara dua babak manzai atau rakugo.
Kesulitan yang paling besar adalah
bahaya punahnya bentuk-bentuk seni demikian karena sangat kurangnya atau
tidak adanya para penerus.
Sumber: Aneka Jepang (Kedutaan Besar Jepang) No. 290/2001 (4) Hal. 14 (Budaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar